Makna Lagu It’s You – Ali Gatie. Di tengah hiruk-pikuk dunia musik yang terus berubah, lagu “It’s You” karya Ali Gatie tetap menjadi suara yang menyentuh hati jutaan pendengar. Dirilis pada Juni 2019, single ini bukan sekadar irama lembut dengan sentuhan gitar akustik, tapi sebuah pengakuan jujur tentang kerapuhan cinta. Ali Gatie, penyanyi dan penulis lagu asal Kanada keturunan Irak yang lahir di Yaman, menulis lagu ini hanya dalam 15 menit pada Februari 2019. Awalnya, ia bermaksud mengirimkannya secara pribadi kepada seorang wanita yang membuat hatinya berdebar, sebagai cara menyatakan perasaan yang sulit diucapkan. Namun, nasib membawa lagu ini ke panggung yang lebih besar. Malam itu juga, Gatie memainkannya secara live di Instagram, dan responsnya meledak. Pendengar merekamnya, mengunggah ke YouTube, dan dalam sekejap, “It’s You” menjadi viral organik. Hingga kini, lebih dari enam tahun kemudian, lagu ini telah mengumpulkan miliaran streaming di berbagai platform, membuktikan daya tahan emosi yang tak lekang waktu. Bagi banyak orang, lagu ini seperti sahabat lama yang mengingatkan bahwa cinta, meski menakutkan, tetap layak dikejar. Di era di mana lagu-lagu pop sering kali cepat naik dan turun, “It’s You” menonjol karena kejujurannya yang mentah, membuatnya relevan bagi siapa saja yang pernah ragu untuk membuka hati lagi. BERITA VOLI
Apa Makna dari Lagu Ini
“It’s You” adalah manifesto tentang kerentanan dalam cinta, di mana Gatie menuangkan rasa takut dan harapan dalam lirik yang sederhana tapi menusuk. Lirik pembuka langsung menyerang inti: “It’s you, it’s always you / If I’m ever gonna fall in love, I know it’s gon’ be you.” Di sini, Gatie menggambarkan seseorang yang telah bertemu banyak orang, tapi tak ada yang terasa seperti “kamu”—sebuah pengakuan bahwa orang itu adalah satu-satunya yang bisa menyembuhkan luka lama. Namun, di balik keindahan itu, ada bayang-bayang trauma. Baris seperti “So please don’t break my heart, don’t tear me apart / I know how it starts, trust me, I’ve been broken before” mengungkapkan pengalaman pribadi Gatie dengan patah hati. Ia mengakui rasa sakit saat membuka diri hanya untuk menemukan bahwa cinta itu tak nyata, meninggalkan luka yang masih terasa: “I’m still hurting, yeah, I’m hurting inside.” Lagu ini bukan sekadar romansa manis; ia adalah perjuangan internal antara ketakutan akan pengulangan sejarah dan keinginan untuk percaya lagi. Gatie sendiri pernah bilang, lagu ini tentang “being vulnerable and trying not to let the fear of heartbreak overcome the joy of love.” Di chorus yang berulang, ia memohon, “Don’t break me again, I am delicate,” seperti seorang yang rapuh tapi berani. Makna ini diperkaya oleh verse kedua, di mana ia mengingatkan diri sendiri bahwa meski pernah salah pilih, orang ini berbeda: “I made mistakes before, but with you, I’m sure.” Secara keseluruhan, “It’s You” merayakan cinta sebagai risiko yang layak diambil, asal dengan orang yang tepat. Ia mengajak pendengar merenung: Apakah kita berani jatuh cinta lagi, meski tahu kemungkinan jatuh terluka?
Video musiknya, dirilis Juli 2019 dan disutradarai Nathan R. Smith, memperkuat makna ini dengan visual yang beragam. Gatie tampil di sebuah mansion megah, bernyanyi sambil mengenang sosok kekasih, tapi ceritanya tak terbatas pada satu kisah. Video itu menampilkan berbagai bentuk cinta—dari pasangan heteroseksual hingga LGBTQ+, dari usia muda hingga tua—menunjukkan bahwa “It’s You” bisa mewakili siapa saja. Gatie menekankan, video ini “showcases love in all of its forms, shapes and sizes,” membuat lagu terasa universal. Tak ada plot rumit; hanya potret intim yang menangkap esensi kerinduan, di mana waktu dan jarak tak bisa pudarkan perasaan sejati. Melalui ini, Gatie mengubah lagu pribadinya menjadi cermin bagi pendengar, mengingatkan bahwa makna cinta paling dalam justru lahir dari kelemahan kita.
Kenapa Lagu Ini Sangat Populer: Makna Lagu It’s You – Ali Gatie
Popularitas “It’s You” tak datang begitu saja; ia lahir dari kombinasi timing sempurna, autentisitas, dan penyebaran organik yang jarang terjadi di industri musik. Sejak debut di Billboard Hot 100 pada posisi 97 dan puncak di 70, lagu ini telah mencapai top 30 di Australia, Kanada, Irlandia, Swedia, dan top 10 di Selandia Baru serta Jerman. Di Kanada, sertifikasi multi-platinumnya mencerminkan dukungan kuat dari tanah kelahirannya. Tapi angka itu hanyalah permukaan; yang membuatnya abadi adalah koneksi emosional yang mendalam. Gatie, yang memulai karirnya dengan memenangkan kontes RhymeStars 2017, membangun basis penggemar lewat interaksi pribadi—menjawab setiap DM dan Snapchat, menciptakan ikatan seperti teman curhat. Lagu ini meledak berkat live Instagram-nya, di mana rekaman amatir pendengar langsung viral di YouTube, mencapai jutaan views sebelum rilis resmi. Warner Records melihat potensinya dan mendorongnya menjadi single, tapi popularitasnya tetap organik, didorong oleh TikTok dan playlist Spotify yang menargetkan lagu-lagu heartbreak.
Apa yang membuatnya begitu ngena? Liriknya relatable banget untuk generasi yang tumbuh dengan cerita cinta digital—swipe kanan, ghosting, dan patah hati instan. Gatie’s vocal yang lembut, dipadukan dengan produksi minimalis ala Ed Sheeran dan Frank Ocean, menciptakan ruang untuk pendengar memproyeksikan cerita mereka sendiri. Ia bilang, lagu ini punya “big impact” karena terasa seperti obrolan hati ke hati, bukan performa panggung. Di luar chart, ia menjadi soundtrack proposal, playlist breakup, dan bahkan cover oleh artis indie. Hingga 2025, streaming-nya melebihi satu miliar di Spotify saja, membuktikan daya tarik lintas budaya—dari penggemar di Timur Tengah yang bangga dengan akar Iraknya, hingga anak muda Barat yang melihatnya sebagai anthem self-healing. Popularitas ini juga membuka pintu bagi Gatie: debut EP “YOU” diikuti film pendek 12 menit, dan kolaborasi dengan Kehlani di album selanjutnya. Singkatnya, “It’s You” populer karena ia tak mencoba jadi hits instan; ia jadi hits karena jujur, dan kejujuran itu yang membuat orang kembali lagi dan lagi.
Sisi Positif dan Negatif dari Video Musik Ini
Video musik “It’s You” adalah karya visual yang cerdas, tapi seperti seni apa pun, ia punya kekuatan dan kelemahan yang seimbang. Di sisi positif, video ini unggul dalam inklusivitasnya yang luar biasa. Dengan durasi tiga menit, ia menampilkan beragam representasi cinta: pasangan sesama jenis, keluarga multiras, dan individu dari berbagai etnis serta usia. Ini bukan gimmick; Gatie sengaja desain agar setiap penonton merasa terwakili, seperti yang ia katakan, “every person or situation that ‘It’s You’ could be for each listener.” Setting mansion yang mewah tapi intim menciptakan nuansa nostalgia, di mana Gatie bernyanyi sendirian tapi diselingi klip-klip hangat pasangan berpegangan tangan atau berbisik manis. Sinematografi Nathan R. Smith lembut, dengan pencahayaan hangat yang menekankan emosi lirik, membuat video terasa seperti diary visual. Efeknya? Ia memperkuat pesan lagu tentang cinta universal, mendorong empati dan diskusi tentang representasi di musik. Banyak penggemar bilang video ini membuat mereka menangis, bukan karena sedih, tapi karena merasa dilihat. Secara artistik, ia minimalis tapi impactful, dengan transisi halus yang sinkron dengan chorus, menambah kedalaman emosional tanpa mengganggu fokus pada Gatie.
Namun, tak luput dari kritik, video ini punya sisi negatif yang membuatnya terasa kurang ambisius. Pertama, narasinya agak generik; meski inklusif, cerita-cerita pendeknya terasa seperti montase klise tanpa kedalaman karakter. Tak ada konflik nyata yang digambarkan—hanya potret bahagia yang kontras dengan lirik patah hati Gatie, sehingga terasa kurang kohesif. Beberapa kritikus bilang ini membuat video lebih seperti iklan cinta daripada eksplorasi mendalam. Kedua, fokus berat pada Gatie di mansion mewah bisa dianggap elitist, mengabaikan realitas pendengar dari latar belakang sederhana yang justru paling relate dengan lagu. Durasi pendeknya juga membatasi pengembangan tema, membuatnya terasa seperti promo single ketimbang karya seni standalone. Meski begitu, kekurangan ini tak mengurangi dampak keseluruhan; video tetap jadi alat powerful untuk memperluas jangkauan lagu, meski bisa lebih berani dalam storytelling.
Kesimpulan: Makna Lagu It’s You – Ali Gatie
“It’s You” oleh Ali Gatie adalah bukti bahwa musik terbaik lahir dari kejujuran hati, bukan formula sempurna. Dari pengakuan rentan tentang cinta yang menakutkan hingga popularitasnya yang tak pudar, lagu ini mengajak kita menghadapi luka masa lalu sambil merangkul harapan baru. Video musiknya, dengan segala kekuatan inklusif dan sedikit kekurangannya, memperkaya pengalaman itu, membuat “It’s You” bukan hanya lagu, tapi pengingat abadi. Di 2025 ini, saat dunia masih bergulat dengan isolasi emosional, pesan Gatie terasa lebih relevan: Cinta layak dicoba, asal dengan orang yang membuat kita yakin. Jika Anda belum mendengarnya lagi, putar sekarang—mungkin, itu akan jadi “you” bagi seseorang di hidup Anda.